Minggu, 15 September 2013

Identifikasi Kation Golongan 2

                                         Identifikasi Kation Golongan II


JUDUL PERCOBAAN        :           KATION GOLONGAN II
 
TUJUAN                               :             Mengidentifikasi warna endapan yang dihasilkan oleh kation golongan II apabila direaksikan dengan reagen spesifik.
 
Dasar teori                           :              Kation kation golongan kedua menurut trradisi dibagi dua sub-golongan : sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenic.  Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisufida. Sementara sulfide dari sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub-grup arsenic melarut dengan membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbel (II), bismuth (III), tembaga (II), dan cadmium (II). Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation kation sub-golongan tembaga sangat mudah larut dalam air. Sulfide, hidroksida, dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga ( merkurium (II), tembaga (II), dan cadmium (II)) cenderung membentuk kompleks ( ammonia, ion sianida, dan seterusnya). Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic(III), arsenic (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (IV). Ion ion ini mempunyai sifat amfoter. Oksidanya membentuk garam, baik dengan asam maupun dengan basa.Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa kimia terdiri dari :
1.    Analisa Kualitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
1.    Analisa Kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation ( Sukardjo, 1985)
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan (Sumadji, http://wiropharmachy.blogspot.com).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986).
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.    Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa pendahuluan meliputi :
1.    Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa bentuk, warna, bau.
2.    Pemanasan dengan tabung pijar.
3.    Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut.
Kation Warna Nyala
Kation    Warna Nyala
Li+
Na+
K+
Ba2+
Sr2+
Cu2+
Ca2+    Merah
Kuning
Ungu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
1.    Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas (Pasirhanja,http://pasirhanja.blogspot.com).
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.
Alat dan bahan : alat :
      tabung reaksi
      pipet tetes
      rak tabung
      beaker glass
Bahan :
·         Sampel ( kation golongan II) : HgCl2, Bi(NO3)3, CuSO4, Cd(NO3)2.
·         Reagen : NaOH, NH4OH, KI, K2CrO4, K2CrO7, KCN, KCNS, K3Fe(CN)6, K4Fe(CN)6.
·         Akuades 500 mL
Prosedur kerja                    :
·         Siapkan alat dan bahan
·         Tuangkan HgCl2 ke dalam 9 tabung reaksi yang telah diberi label masing masing I, II, III, IV, V, VI, VII, IX sebanyak  ± 1 mL.
·         Tuangkan pula Bi(NO3)3, CuSO4, Cd(NO3)2 ke dalam 9 tabung reaksi yang berbeda sebanyak ±  1 mL dan telah diberi label masing masing I, II,III, IV, V, VI, VII, VIII,dan  IX.
·         Untuk tabung reaksi I yang masing masing telah dimasukkan sampel  HgCl2, Bi(NO3)3, CuSO4, dan CdNO3 ditetesi dengan reagen NaOH sebanyak 2-3 tetes.
·         Kocok dengan perlahan keempat tabung reaksi tersebut, lalu amati apa yang terjadi. Bandingkan keadaan sampel saat sebelum dan sesudah ditetesi reagen. Apakah terbentuk endapan atau tidak.
·         Ulangi langkah tersebut pada tabung II dengan reagen NH4OH,  tabung III dengan reagen KI, tabung IV dengan reagen K2CrO7, tabung V dengan reagen K2CrO4, tabung VI dengan KCN, tabung VII dengan KCNS, tabung  VIII dengan K3Fe(CN)6, dan tabung IX  dengan K4Fe(CN)6.
·         Masukkan hasil pengamatan dalam tabel  pengamatan.
Reaksi yang terbentuk :
1.    HgCl2

      HgCl2 + 2NaOH ® Hg(OH)2 + 2NaCl
      HgCl2 + 2 NH4OH ®Hg(OH)2+ 2 NH4Cl
      HgCl2+2KI ® HgI2 + 2 KCl
      HgCl2 + K2Cr2O7®HgCr2O7+ 2KCl
      HgCl2+K2CrO4 ®HgCrO4 + 2 KCl
      HgCl2 + 2KCN ® Hg(CN)2 + 2KCl
      HgCl2 + 2KCNS ® Hg(CNS)2 + 2KCl
      3 HgCl2 + 2 K3Fe(CN)6 ® Hg2Fe(CN)6+ 4KCl
      2HgCl2+ K4Fe(CN)6® Hg2Fe(CN)6 + 4KCl
 2. Bi(NO3)3 

      Bi(NO3)3 + 3NaOH ® Bi(OH)3 + NaNO3
      Bi(NO3)3 + 3NH4OH ® Bi(OH)3 + 3 NH4NO
      Bi(NO3)3 + 3 KI® BiI3 + 3KNO3
      2 Bi(NO3)3 + 3 K2Cr2O7®Bi2(Cr2O7)3 + 6KNO3
     2 Bi(NO3)3 + 3 K2CrO4®Bi2(CrO4)3 + 6KNO3
      Bi(NO3)3 + 3KCN ®Bi(CN)3 + 3 KNO3
      Bi(NO3)3 + 3KCNS ®Bi(CNS)3 + 3 KNO3
      Bi(NO3)3 + K3Fe(CN)6 ® BiFe(CN)6 + 3KNO3
      4 Bi(NO3)3 + 3K4Fe(CN)6 ® Bi4(Fe(CN)6)3 + 12 KNO3
 3.   CuSO4

      CuSO4 + NaOH ® Cu(OH)2 + Na2SO4
      CuSO4 + NH4OH ® Cu(OH)2 +( NH4)2SO4
      CuSO4 + KI ®CuI2 + K2SO4
      CuSO4 + K2Cr2O7 ® CuCr2O7 + K2SO4
      CuSO4 + K2CrO4 ® CuCrO4 + K2SO4
      CuSO4 + 2KCN® Cu(CN)2 + K2SO4
      CuSO4 + 2KCNS ® Cu(CNS)2 + K2SO4
      3CuSO4 + 2K3Fe(CN)6 ®Cu3(Fe(CN)6)2 + 3K2SO4
      2 CuSO4 + K4Fe(CN)6 ® Cu2Fe(CN)6 + 2K2SO4
 4.   Cd(NO3)2

      Cd(NO3)2 + 2NaOH ® Cd(OH)2 + 2NaNO3
      Cd(NO3)2 + 2NH4OH ® Cd(OH)2 + 2NH4NO3
     Cd(NO3)2  + 2KI ® CdI2 + 2KNO3
      Cd(NO3)2  + K2Cr2O7 ®CdCr2O7 + 2KNO3
      Cd(NO3)2   + K2CrO4 ® CdCrO4 + 2KNO3
      Cd(NO3)2   +2KCN ® Cd(CN)2 + 2KNO3
      Cd(NO3)2  + 2KCNS ® Cd(CNS)2 + 2KNO3
      Cd(NO3)2  + 2K3Fe(CN)6 ® Cd3(Fe(CN)6)2 + 6KNO3
      Cd(NO3)2  + K4Fe(CN)6 ® Cd2Fe(CN)6 + 4KNO3

Analisa Kualitatif (Reaksi Identifikasi Kation)

Kimia analisa kualitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran  atau zat tunggal dengan cara melakukan reaksi spesifik untuk memastikan kation apa yang terdapat dalam suatu unsur, maka harus dilakukan reaksi yang spesifik, dimana reaksi tersebut bertujuan untuk memisahkan atau menggolongkan unsur-unsur yang ada, terutama jika zat dalam bentuk campuran.
           Beberapa cara analisa sistematika kation , antara lain metode H2S dan metode non H2S. Pembagian kation berdasarkan golongannya, sebagai berikut :

1. Kation golongan I, disebut juga golongan asam klorida, contohnya Pb2+, Ag+, Hg+
2. Kation golongan II, disebut juga golongan hidrogen sulfide, contohnya Cu2+, Hg2+, Cd2+, Bi3+, As3+, Sb3+, dan Sn2+
3. Kation golongan III, disebut juga golongan ammonium klorida, contohnya Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Zn2+, Ni2+, Mn2+
4. Kation golongan IV, disebut uga golongan ammonium karbonat, contohnya Ba2+, Ca2+,Sr2+
5. Kation golongan V, disebut juga golongan sisa, contohnya Mg2+, K+, Na+, NH4+
           Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif,sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapatdikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisiskualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuranzat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yangsatu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan.
          Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yangsusunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yangsusunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi(reagen).
         Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi keringdan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basahdigunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Carakering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro,semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksiterjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basahadalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
          Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya.
           Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakanmetode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kation-kation ke dalam 5 golongan.
           Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan.
           Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
         Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
          Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat (Vogel, A. I., 1957).
            Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
           Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokan bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila, benzoat dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral.
(linus-seta.blogspot.com)
          Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).
           Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro,
semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
           Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kationkation ke dalam 5 golongan. Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2 CO3. Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
(himamiaumc.blogspot.com)
         Analisis kualtatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis ini berlaku untuk kation dan anion, analisis ini dinamakan analisis kualitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Dalam melakukan analisis kualitatif menggunakan seperangkat prosedur yang dinamakan bagan analisis kualitatif. Pendekatan ya ng digunakan untuk memisahkan kation ke dalam goongannya adalah melalui pengendapan. Hasil akhir dari suatu analisa suatu sampel adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-masing ion dalam bagan analisis kualitatif.
         Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
         Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atu koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelauran endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut.
Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain. Pemisahan ini menuntut pengaturan PH yang cermat, dan diusahakan PH antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH kurang, maka Al dan Fe sukar atau tidak mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan mengendap, pemisahan ini disebut pemisahan asetat.
Analisi kation memerl bukan pendekatan yang ssitematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok katio dari larutannya. Kelompok kation yang mengendapkan dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga akhirnya daapt dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi preaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.
           Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagnesia. Dengan memakai apa yangdisebut reagnesia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagnesia golongan yang dapat dipakai untuk klasifikasi kation yang palin umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagnesia-reagnesia ini dnegan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaa kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut.