Identifikasi Kation Golongan II
JUDUL PERCOBAAN : KATION GOLONGAN II
TUJUAN : Mengidentifikasi warna endapan yang
dihasilkan oleh kation golongan II apabila direaksikan dengan reagen spesifik.
Dasar teori : Kation kation golongan kedua
menurut trradisi dibagi dua sub-golongan : sub-golongan tembaga dan
sub-golongan arsenic. Dasar dari
pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisufida.
Sementara sulfide dari sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini,
sulfide dari sub-grup arsenic melarut dengan membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium (II),
timbel (II), bismuth (III), tembaga (II), dan cadmium (II). Klorida, nitrat,
dan sulfat dari kation kation sub-golongan tembaga sangat mudah larut dalam
air. Sulfide, hidroksida, dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub
golongan tembaga ( merkurium (II), tembaga (II), dan cadmium (II)) cenderung
membentuk kompleks ( ammonia, ion sianida, dan seterusnya). Sub golongan
arsenic terdiri dari ion arsenic(III), arsenic (V), stibium (III), stibium (V),
timah (II), dan timah (IV). Ion ion ini mempunyai sifat amfoter. Oksidanya
membentuk garam, baik dengan asam maupun dengan basa.Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Analisa kimia terdiri dari :
1. Analisa Kualitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
1. Analisa Kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation ( Sukardjo, 1985)
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan (Sumadji, http://wiropharmachy.blogspot.com).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986).
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa pendahuluan meliputi :
1. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa bentuk, warna, bau.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut.
Kation Warna Nyala
Kation Warna Nyala
Li+
Na+
K+
Ba2+
Sr2+
Cu2+
Ca2+ Merah
Kuning
Ungu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
1. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas (Pasirhanja,http://pasirhanja.blogspot.com).
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.
1. Analisa Kualitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
1. Analisa Kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation ( Sukardjo, 1985)
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan (Sumadji, http://wiropharmachy.blogspot.com).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986).
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa pendahuluan meliputi :
1. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa bentuk, warna, bau.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut.
Kation Warna Nyala
Kation Warna Nyala
Li+
Na+
K+
Ba2+
Sr2+
Cu2+
Ca2+ Merah
Kuning
Ungu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
1. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas (Pasirhanja,http://pasirhanja.blogspot.com).
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.
Alat dan bahan : alat :
tabung reaksi
pipet tetes
rak tabung
beaker glass
Bahan :
·
Sampel (
kation golongan II) : HgCl2, Bi(NO3)3, CuSO4,
Cd(NO3)2.
·
Reagen :
NaOH, NH4OH, KI, K2CrO4, K2CrO7,
KCN, KCNS, K3Fe(CN)6, K4Fe(CN)6.
·
Akuades 500
mL
Prosedur kerja :
·
Siapkan alat
dan bahan
·
Tuangkan HgCl2
ke dalam 9 tabung reaksi yang telah diberi label masing masing I, II, III, IV,
V, VI, VII, IX sebanyak ± 1 mL.
·
Tuangkan pula
Bi(NO3)3, CuSO4, Cd(NO3)2
ke dalam 9 tabung reaksi yang berbeda sebanyak ± 1 mL dan
telah diberi label masing masing I, II,III, IV, V, VI, VII, VIII,dan IX.
·
Untuk tabung
reaksi I yang masing masing telah dimasukkan sampel HgCl2, Bi(NO3)3,
CuSO4, dan CdNO3 ditetesi dengan reagen NaOH sebanyak 2-3
tetes.
·
Kocok dengan
perlahan keempat tabung reaksi tersebut, lalu amati apa yang terjadi.
Bandingkan keadaan sampel saat sebelum dan sesudah ditetesi reagen. Apakah
terbentuk endapan atau tidak.
·
Ulangi
langkah tersebut pada tabung II dengan reagen NH4OH, tabung III dengan reagen KI, tabung IV dengan
reagen K2CrO7, tabung V dengan reagen K2CrO4,
tabung VI dengan KCN, tabung VII dengan KCNS, tabung VIII dengan K3Fe(CN)6,
dan tabung IX dengan K4Fe(CN)6.
·
Masukkan
hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
Reaksi yang terbentuk :
1. HgCl2
HgCl2
+ 2NaOH ® Hg(OH)2 + 2NaCl
HgCl2
+ 2 NH4OH ®Hg(OH)2+
2 NH4Cl
HgCl2+2KI
® HgI2 + 2 KCl
HgCl2
+ K2Cr2O7®HgCr2O7+ 2KCl
HgCl2+K2CrO4
®HgCrO4 + 2 KCl
HgCl2
+ 2KCN ® Hg(CN)2 + 2KCl
HgCl2
+ 2KCNS ® Hg(CNS)2 + 2KCl
3 HgCl2
+ 2 K3Fe(CN)6 ® Hg2Fe(CN)6+ 4KCl
2HgCl2+
K4Fe(CN)6® Hg2Fe(CN)6
+ 4KCl
2. Bi(NO3)3
Bi(NO3)3
+ 3NaOH ® Bi(OH)3 + NaNO3
Bi(NO3)3
+ 3NH4OH ® Bi(OH)3
+ 3 NH4NO
Bi(NO3)3
+ 3 KI® BiI3 + 3KNO3
2 Bi(NO3)3
+ 3 K2Cr2O7®Bi2(Cr2O7)3 + 6KNO3
2 Bi(NO3)3
+ 3 K2CrO4®Bi2(CrO4)3
+ 6KNO3
Bi(NO3)3
+ 3KCN ®Bi(CN)3 + 3 KNO3
Bi(NO3)3
+ 3KCNS ®Bi(CNS)3 + 3 KNO3
Bi(NO3)3
+ K3Fe(CN)6 ® BiFe(CN)6 + 3KNO3
4 Bi(NO3)3
+ 3K4Fe(CN)6 ® Bi4(Fe(CN)6)3 + 12 KNO3
3. CuSO4
CuSO4
+ NaOH ® Cu(OH)2 + Na2SO4
CuSO4
+ NH4OH ® Cu(OH)2
+( NH4)2SO4
CuSO4
+ KI ®CuI2 + K2SO4
CuSO4
+ K2Cr2O7 ® CuCr2O7 + K2SO4
CuSO4
+ K2CrO4 ® CuCrO4
+ K2SO4
CuSO4
+ 2KCN® Cu(CN)2 + K2SO4
CuSO4
+ 2KCNS ® Cu(CNS)2 + K2SO4
3CuSO4
+ 2K3Fe(CN)6 ®Cu3(Fe(CN)6)2 + 3K2SO4
2 CuSO4
+ K4Fe(CN)6 ® Cu2Fe(CN)6 + 2K2SO4
4. Cd(NO3)2
Cd(NO3)2
+ 2NaOH ® Cd(OH)2 + 2NaNO3
Cd(NO3)2
+ 2NH4OH ® Cd(OH)2
+ 2NH4NO3
Cd(NO3)2 + 2KI ® CdI2 + 2KNO3
Cd(NO3)2 + K2Cr2O7 ®CdCr2O7 + 2KNO3
Cd(NO3)2 + K2CrO4
® CdCrO4 + 2KNO3
Cd(NO3)2 +2KCN ® Cd(CN)2 + 2KNO3
Cd(NO3)2 + 2KCNS ® Cd(CNS)2 + 2KNO3
Cd(NO3)2 + 2K3Fe(CN)6 ® Cd3(Fe(CN)6)2
+ 6KNO3
Cd(NO3)2 + K4Fe(CN)6 ® Cd2Fe(CN)6 + 4KNO3