Viskositas
adalah ukuran kekentalan suatu
fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas
fluida berhubungan dengan gaya gesek antarlapisan fluida ketika satu lapisan
bergerak melewati lapisan yang lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan terutama
oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas, viskositas muncul karena
tumbukan antarmolekul. Setiap fluida memiliki besar viskositas yang berbeda
yang dinyatakan dengan È .
Viskositas dari suatu cairan murni
adalah indeks hambatan aliran cairan.
Sifat- sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang terbesar dalam
telaahan tentang aliran fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tekanan geser oleh fluida tersebut. Hukum viskositas
Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka tekanan geser berbanding lurus dengan viskositas ( Sukardjo, 2002).
Viskositas
adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida. Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan eat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secaa
lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin
karena memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi
viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan ( Yazid,
2005).
Viskositas
(kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar- bagian atau lapisan cairan
yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi
ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh
peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas ( Yazid, 2005).
Kekentalan
disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal tidak
mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut (
Wylie, 1992) :
a.
Apabila
ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b.
Mempunyai
rapat masa dan berat jenis.
c.
Dapat
dianggap tidak termampatkan.
d.
Mempunyai
viskositas (kekentalan).
e.
Mempunyai
kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
Viskositas
adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh dalam pembentukan suatu
membran, karena viskositas ini menggambarkan cepat atau lambatnya cairan
tersebut mengalir. Dalam pembuatan membran serat berongga ada batasan
viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan yang akan
dipintal ( Ahmad, 2007).
Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas
Faktor-
fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird, 1987):
a.
Tekanan
Viskositas
cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi
oleh tekanan.
b.
Temperatur
Viskositas
akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya
suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.
Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c.
Kehadiran
zat lain
Penambahan
gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan
suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d.
Ukuran dan
berat molekul
Viskositas
naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan
minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat
sehingga viskositas juga tinggi.
e.
Berat
molekul
Viskositas
akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f.
Kekuatan
antar molekul
Viskositas
air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada
trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
Metode
Pengukuran Viskositas dengan Metode Ostwald
Metode ini
ditentukan berdasarkan hukum Poisulle menggunakan alat viskometer oswaltd.
Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan
diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang diletakkan pada
thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam bola csampai diatas
tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan dari a ke
b dicatat menggunakan stowatch (Rosian, 2009).
Pada metode oswaltd yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sejumlah tertentu cairan dipipet
kedalam viskometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu ukur dari viskometer
sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas “a”. Cairan dibiarkan turun
ketika permukaan cairan turun melewati batas “b”, stopwatch dimatikan. Jadi
waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak antara a dari b dapat
ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antaa kedua ujung pipa U dan
besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan ( Ronana, 2009).
Viskositas
dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk., 2008): dimana t
adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir melalui pipa
kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari. Tekanan P merupakan
perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya diasumsikan sebanding
dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat dengan cara itu sulit
dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan secara tepat.
Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini
dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya
digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah
air ( Sutiah, dkk., 2008).
Untuk dua
cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku Jadi bila η
dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan
η cairan yang sudah diketahui rapatannya ( Sutiah, dkk., 2008).
Tabel
viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)
Cairan
|
0∘C
|
10∘ C
|
20∘ C
|
30∘ C
|
40∘ C
|
50∘ C
|
Air
|
0,0179
|
0,013
|
0,0101
|
0,0080
|
0,0065
|
0,0055
|
Gliserin
|
105,9
|
34,4
|
13,4
|
6,29
|
2,89
|
1,41
|
Anilin
|
0,102
|
0,065
|
0,0044
|
0,0316
|
0,0227
|
0,0185
|
Bensin
|
0,0091
|
0,0076
|
0,0065
|
0,0056
|
0,0050
|
0,0044
|
Etanol
|
0,0177
|
0,0147
|
0,012
|
0,0100
|
0,0083
|
0,007
|
Minyak lobak
|
25,3
|
3,85
|
1,63
|
0,96
|
-
|
-
|
Perbedaan
nilai viskositas menengah dan region periperal ini menunjukkan parameter nilai
K. Ketika k > 1 maka nilai viskositas lebih dari menengah, k=1 viskositasnya
sama dalam keadaan apapun, k < 1 viskositasnya ditengah region( Rao, dkk.,
2003). Tujuan dari hubungan momentum memberikan informasi kinetik dalam
viskositas ( Gavin, S. Dkk., 2007). Dimana adalah viskositasi, t
adalah temperatur dalam satuan international kelvin.