KINETIKA KIMIA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
percobaan praktikum ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi reaktan
terhadap laju reaksi, mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju
reaksi, dan menentukan orde reaksi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya
bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada
reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang
menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses
berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut
kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan
laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Kinetika
reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi
dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan
waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan
laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi (Petrucci, 1987).
Pengetahuan
tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol
kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari
nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan
tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti
mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh
bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat
dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi
akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin
luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini
dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi
dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk
meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih
baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
b. Konsentrasi.
Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat
encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3 H2SO3 + S (lambat)
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
Reaksi
ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung).
Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju
reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah
penguraian H2S2O3 (Petrucci, 1987).
Berhasil
atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu senyawa
sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992).
c. Suhu
Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan
karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel
pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh
perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan
dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut:
k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln A
RT
Dengan
R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor
frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987).
d. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah (Petrucci, 1987).
Orde
reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang
berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi
disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan
konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut
berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju
reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua
konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode
kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi
terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, erlenmayer, stopwatch, termometer, penangas air, pipet dan gelas beaker.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah HCl 0,1 N; Na2S2O3 0,1 N; H2C2O4 0,1 N; KMnO4 0,1 N; dan aquades.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Penentuan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Pengaruh Konsentrasi HCl
- Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi sebagai berikut :
No.
|
Pereaksi
|
Tabung reaksi ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
Na2S2O3 0,1 N
|
5 mL
|
-
|
5 mL
|
-
|
5 mL
|
-
|
2
|
HCl 0,1 N
|
-
|
5 mL
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
HCl 0,05 N
|
-
|
-
|
-
|
5 mL
|
-
|
-
|
4
|
HCl 0,01 N
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5 mL
|
- Dituangkan tabung 2 ke tabung 1, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 2
- Dituangkan tabung 4 ke tabung 3, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 4
- Dituangkan tabung 6 ke tabung 5, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 6
- Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan dicatat
2. Pengaruh konsentrasi Na2S2O3
- Dengan menggunakan pereaksi di bawah ini, dikerjakan seperti pada prosedur 1.
No
|
Pereaksi
|
Tabung reaksi ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
HCl 0,1 N
|
5 mL
|
-
|
5 mL
|
-
|
5 mL
|
-
|
2
|
Na2S2O3 0,1 N
|
-
|
5 mL
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Na2S2O3 0,05 N
|
-
|
-
|
-
|
5 mL
|
-
|
-
|
4
|
Na2S2O3 0,01 N
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5 mL
|
B. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi.
1. Disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel berikut
No
|
Pereaksi
|
Tabung Reaksi Ke….
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
HCl 0,1 N
|
5 ml
|
-
|
5 ml
|
-
|
5 ml
|
-
|
2
|
Na2S2O3 0,1 N
|
-
|
5 ml
|
-
|
5 ml
|
-
|
5 ml
|
3
|
Suhu
|
Kamar
|
50oC
|
100oC
|
2. Diatur temperatur dari tabung reaksi sesuai tabel, ditempatkan tabung reaksi dalam penangas air.
3. Dicampurkan tabung 1 dan 2, tabung 3 dan 4 serta tabung 5 dan 6.
4. Dicatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.
C. Menentukan orde reaksi
1. Diisi buret dengan larutan KMnO 0,1 N.
2. Disiapkan 5 buah Erlenmeyer, mengisinya dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades (komposisi setiap Erlenmeyer sesuai table di bawah).
3. Ditambahkan KMnO4 ke dalam setiap Erlenmeyer dari dalam buret dengan jumlah sesuai dengan table berikut:
No
|
Pereaksi
|
Erlenmeyer
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
H2C2O4 0,1 N
|
5 ml
|
10 ml
|
15 ml
|
10 ml
|
2
|
KMnO4 0,1 N
|
2 ml
|
2 ml
|
2 ml
|
4 ml
|
3
|
Akuades
|
13 ml
|
8 ml
|
3 ml
|
6 ml
|
4. Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari KMnO4 ditambahkan sampai warna ungu tepat hilang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi
Pengaruh Konsentrasi HCl
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi masing-masing tabung sesuai dengan tabel.
|
-
|
Dituangkan :
Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang kembali ke tabung 2.
Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke tabung 4.
Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke tabung 6.
|
Mulai terjadi reaksi pada masing-masing tabung dan mulai terjadi kekeruhan.
|
Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari isi kedua tabung dicampurkan hingga tepat terjadi kekeruhan.
|
Reaksi tabung 2 dan 1 : 32,30 detik.
Reaksi tabung 4 dan 3 : 37,00 detik.
Reaksi tabung 6 dan 5 : 1,02 detik
|
Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi masing-masing tabung sesuai dengan tabel.
|
-
|
Dituangkan :
Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang kembali ke tabung 2.
Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke tabung 4.
Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke tabung 6.
|
Mulai terjadi reaksi pada masing-masing tabung dan mulai terjadi kekeruhan.
|
Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari isi kedua tabung dicampurkan hingga tepat terjadi kekeruhan.
|
Reaksi tabung 2 dan 1 : 37,00 detik.
Reaksi tabung 4 dan 3 : 42,80 detik.
Reaksi tabung 6 dan 5 : 35,00 detik.
|
b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi masing-masing tabung sesuai dengan tabel.
|
-
|
Diatur temperatur dari tabung reaksi sesuai tabel 1, dimana tabung reaksi ditempatkan di dalam penangas air.
|
Tabung 1 dan 2 : Pada suhu kamar.
Tabung 3 dan 4 : Pada suhu 50oC.
Tabung 5 dan 6 : Pada suhu 100oC.
|
Dicampurkan : tabung 1 dan 2, tabung 3 dan 4 serta tabung 5 dn 6.
|
Mulai terjadi reaksi pada masing-masing tabung.
|
Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari isi kedua tabung dicampurkan hingga tepat terjadi perubahan warna.
|
Reaksi tabung 1 dan 2 : 47,11 detik.
Reaksi tabung 3 dan 4 : 11,54 detik.
Reaksi tabung 5 dan 6 : 4,37 detik.
|
c. Menentukan Orde Reaksi
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N.
|
-
|
Disiapkan 5 buah erlenmeyer yang diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades.
|
-
|
Ditambahkan KMnO4 ke dalam setiap erlenmeyer dari dalam buret dengan jumlah sesuai tabel
|
Mulai terjadi reaksi pada masing-masing erlenmeyer.
|
Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari KMnO4 ditambahkan hingga warna ungu tepat hilang.
|
Pada erlenmeyer 1 : 28,40 detik
Pada erlenmeyer 2 : 18,05 detik
Pada erlenmeyer 3 : 11,08 detik
Pada erlenmeyer 4 : 26,40 detik
Pada erlenmeyer 5 : 18,18 detik
|
2. Perhitungan
a Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi
· Pengaruh Konsentrasi HCl
- Tabung 2 dituangkan ke tabung 1, kemudian dituangkan kembali ke tabung 2 sampai mulai terjadi kekeruhan akan memerlukan waktu 32,30 detik.
- Tabung 4
dituangkan ke tabung 3, kemudian dituangkan kembali ke tabung 4 sampai
mulai terjadi kekeruhan maka akan memerlukan waktu 37,00 detik.
-
Tabung 6 dituangkan ke tabung 5, kemudian dituangkan kembali ke tabung 6
sampai mulai terjadi kekeruhan maka akan memerlukan waktu 1,02 detik.
· Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
- Tabung 2 dituangkan ke tabung 1, kemudian dituangkan kembali ke tabung 2 sampai mulai terjadi kekeruhan akan memerlukan waktu 37,00 detik.
- Tabung 4
dituangkan ke tabung 3, kemudian dituangkan kembali ke tabung 4 sampai
mulai terjadi kekeruhan maka akan memerlukan waktu 42,80 detik.
-
Tabung 6 dituangkan ke tabung 5, kemudian dituangkan kembali ke tabung 6
sampai mulai terjadi kekeruhan maka akan memerlukan waktu 35,00 detik.
b Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
- Tabung 1 dicampurkan dengan tabung 2 memerlukan waktu 47, 11 sampai terjadi perubahan warna pada suhu kamar.
- Tabung 3 dicampurkan dengan tabung 4 memerlukan waktu 11,54 detik sampai terjadi perubahan warna pada suhu 50oC.
- Tabung 5 dicampurkan dengan tabung 6 memerlukan waktu 4,37 detik sampai terjadi perubahan warna pada suhu 100oC.
c Menentukan Oerde Reaksi
Diketahui : Komposisi (volume) H2C2O4 0,1 N, KMnO4 0,1 N dan akuades berdasarkan tabel 2.
Ditanyakan : – Membuat 6 buah grafik, yaitu : [H2C2O4] vs 1/t, [H2C2O4]2 vs 1/t, [H2C2O4]3 vs 1/t, [KMnO4] vs 1/t, [KMnO4]2 vs 1/t, dan [KMnO4]3 vs 1/t.
- Menentukan harga koefisien relasi (r) dari masing-masing grafik tersebut.
- Menentukan orde reaksi terhadap asam oksalat, permanganat, dan orde reaksi total, berdasarkan harga r tersebut.
Penyelesaian :
[H2C2O4] = (V.N)oksalat / Vtotal larutan
Pada erlenmeyer 1 : [H2C2O4] = (5 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,025 N
Pada erlenmeyer 2 : [H2C2O4] = (10 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,05 N
Pada erlenmeyer 3 : [H2C2O4] = (15 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,075 N
Pada erlenmeyer 4 : [H2C2O4] = (10 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,05 N
Pada erlenmeyer 5 : [H2C2O4] = (10 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,05 N
[KMnO4] = (V.N)permanganat / Vtotal larutan
Pada erlenmeyer 1 : [KMnO4] = (2 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,01 N
Pada erlenmeyer 2 : [KMnO4] = (2 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,01 N
Pada erlenmeyer 3 : [KMnO4] = (2 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,01 N
Pada erlenmeyer 4 : [KMnO4] = (3 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,015 N
Pada erlenmeyer 5 : [KMnO4] = (4 mL×0,1 N) / 20 mL = 0,02 N
Tabel Hasil Data Percobaan :
Erlenmeyer
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
t (detik)
|
28,40
|
18,05
|
11,08
|
26,40
|
18,18
|
[H2C2O4]
|
0,025
|
0,05
|
0,075
|
0,05
|
0,05
|
[H2C2O4]2
|
6,25×10-4
|
2,5×10-3
|
5,625×10-3
|
2,5×10-3
|
2,5×10-3
|
[H2C2O4]3
|
1,5625×10-5
|
1,25×10-4
|
4,21875×10-4
|
1,25×10-4
|
1,25×10-4
|
[KMnO4]
|
0,01
|
0,01
|
0,01
|
0,015
|
0,02
|
[KMnO4]2
|
1×10-4
|
1×10-4
|
1×10-4
|
2,25× 10-4
|
4×10-4
|
[KMnO4]3
|
1×10-6
|
1×10-6
|
1×10-6
|
3,375× 10-6
|
8×10-6
|
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat dibuat grafik dari konsentrasi oksalat dan permanganat dengan 1/waktu.
VI. PEMBAHASAN
a. Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi
Percobaan
pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi suatu
pereaktan terhadap laju reaksi, yang dalam hal ini pereaktan adalah HCl
dan Na2S2O3. Percobaan ini dilakukan
dengan menyiapkan 6 buah tabung reaksi yang diisi sesuai dengan
komposisi yang telah ditetapkan, maka kemudian dicampurkan antara tabung
2–1–2, antara tabung 4–3–4, dan antara tabung 6–5–6. Setelah dilakukan
pencampuran kemudian mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan
reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. Untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi HCl terhadap laju reaksi, dimana tabung 1
berisi dengan 5 mL Na2S2O3 0,1 N dan tabung 2 berisi dengan 5 mL HCl 0,1 N kemudian dilakukan pencampuran antara tabung 2–1–2 memerlukan waktu 32,3 detik sampai terjadi kekeruhan. Untuk laju reaksi antara tabung 4–3–4 sampai terjadi kekeruhan, memerlukan waktu 37 detik.
Sedangkan laju reaksi antara tabung 6–5–6 sampai terjadi kekeruhan
memerlukan waktu yang sangat cepat dibandingkan dengan tabung 2–1–2 dan
tabung 4–3–4 yaitu selama 1,02 detik. Hal ini disebabkan oleh HCl yang
merupakan pereaksi yang ada pada tabung 4 ukuran pereaksinya lebih kecil
dibandingkan pada tabung lainnya. Dari hasil percobaan terlihat adanya
pengaruh besar konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Semakin besar
konsentrasi suatu pereaksi, maka kecepatan reaksinya juga semakin besar
(reaksi berlangsung lebih cepat).
Dengan perlakuan yang sama, 5 mL HCl yang konsentrasinya 0,1 N direaksikan dengan 5 mL Na2S2O3, yang memiliki konsentrasi bervariasi, yaitu 0,1 N; 0,05 N; dan 0,01 N. Reaksi antara HCl dan Na2S2O3 0,01 N berjalan sangat cepat yaitu 35 detik. Perubahan warna yang terjadi juga sangat kecil sehingga sangat sulit untuk diamati. Reaksi dengan Na2S2O3 0,05 N berlangsung paling lambat yaitu 42,80 detik dan reaksi dengan Na2S2O3 0,1 N memerlukan 37 detik.
Hal ini disebabkan oleh konsentrasi pereaksi yang besar yang
mempercepat laju reaksi. Sesuai dengan pernyataan umum bahwa sebagian
besar laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaktan,
sehingga dengan konsentrasi pereaksi yang lebih besar reaksi juga akan
berlangsung lebih cepat.
b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
Suhu
yang tinggi akan mempengaruhi kalor yang berperan dalam penambahan
energi kinetik partikel pereaksi karena jumlah dan energi tumbukan
bertambah besar sehingga dapat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi
yaitu khususnya pada kecepatan belangsungnya reaksi. Untuk percobaan
kali ini kita bertujuan membuktikan apakah pernyataan tersebut diatas
sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan. Pada tabung pertama,
ketiga dan kelima yang berisikan HCl 0,1 N, dicampurkan dengan tabung
kedua, keempat dan keenam yang berisikan Na2S2O3
0,1 N secara berurutan. Hasil percobaan yang ditunjukkan yaitu
perubahan warna dari bening menjadi keruh dengan waktu selang waktu yang
berbeda-beda. Pada percobaan pertama tabung kesatu
dicampur dengan tabung kedua pada suhu kamar dan waktu yang diperlukan
untuk merubah warna bening menjadi warna keruh adalah selama 47,11
detik. Percobaan kedua tabung ketiga dicampur dengan tabung keempat pada
suhu 50o C waktunya adalah 11,54 detik. Sedangkan pada
percobaan ketiga dengan mencampurkan antara tabung kelima dengan tabung
keenam pada suhu 100o C waktunya adalah 4,37
detik. Menurut dari pernyataan atau teori yang ada bahwa suhu sangat
mempengaruhi kecepatan berlangsungnya suatu reaksi atau laju reaksi yang
dapat dilihat dari waktu yang diperlukan untuk terjadinya perubahan.
Dari hasil percobaan ini kita dapat melihat bahwa reaksi yang paling
cepat berlangsung adalah pada suhu yang tertinggi yaitu 100oC yaitu, sedangkan pada suhu yang paling rendah yaitu pada suhu kamar reaksi lambat.
c. Menentukan Orde Reaksi
Percobaan
ini dilakukan dengan langkah pertama yaitu menyiapkan alat yang
diperlukan yaitu 5 buah erlenmeyer dan bahan seperti asam oksalat,
aquades dan kalium permanganat. Asam oksalat terlebih dahulu dicampur
dengan aquades hingga homogen sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pencampuran ketika
penambahan kalium permanganat. Ketika larutan yang sudah homogen tadi
dicampurkan dengan kalium permanganat warna berubah menjadi ungu setelah
itu erlenmayer digoyang-goyangkan agar terjadi perubahan dan tidak
terjadinya endapan. Setelah beberapa lama terjadi perubahan warna dari
ungu menjadi kuning dan lama kelamaan berubah menjadi bening.
Percobaan
ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan volume yang berbeda-beda,
sedangkan waktu yang diperlukan pada erlenmayer yang pertama yaitu
selama 28,4 detik; untuk tabung kedua waktu yang diperlukan adalah 18,05
detik; untuk tabung ketiga waktu yang diperlukan adalah 11,08 detik;
tabung keempat waktu yang diperlukan adalah 26,4 detik; dan tabung
kelima waktu yang diperlukan adalah 18,18 detik.
MnO4- dan KMnO4 bersifat katalis sehingga sebagai katalis warna campuran bening atau kuning. MnO4- merupakan oksidator yang digunakan untuk bereaksi dengan reduktor H2C2O4 dalam suasana asam. Reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat dapat dikatakan sebagai autokatalisator karena ion Mn2+ yang
terbentuk sebagai katalis. Kemudian reaksi ini tidak perlu indicator
secara khusus untuk menentukan titik ekuivalen karena laju ditentukan
dari perubahan warna proses tersebut. Adapun reaksi antara H2C2O4 dan MnO4- yaitu:
H2C2O4 + 2MnO4- 6CO2 + 3H2O + MnO
Berdasarkan hasil perhitungan orde yang diperoleh pada percobaan ini adalah -0,6. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang berlangsung adalah konstan karena nilai orde yang diperoleh mendekati nilai nol dimana reaksi ini tidak bergantung pada pereaksi konsentrasi. Dan kemungkinan orde reaksinya adalah orde tingkat 1. Sehingga diperoleh orde totalnya (1+1) = 2.
Berdasarkan gambaran grafik yang diperoleh adalah nilai R2 untuk [H2C2O4] adalah sebesar 0,7864; [H2C2O4]2 adalah sebesar 0,8718; dan [H2C2O4]3 adalah sebesar 0,8964. Sehingga orde reaksi terhadap oksalat adalah tingkat orde reaksi 3 (tingkat orde reaksi adalah nilai R2 yang paling mendekati 1).
Sedangkan nilai R2 untuk [KMnO4] adalah sebesar 0,0434; [KMnO4]2 adalah sebesar 0,0309; dan [KMnO4]3 adalah sebesar 0,0316. Sehingga orde reaksi terhadap permanganat adalah tingkat orde reaksi 1.
Dari data tersebut, maka didapatkan orde reaksi totalnya, yaitu (3+1) = 4.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Reaksi antara HCl dan Na2S2O3 0,01 N berlangsung 35 detik; Na2S2O3 0,05 N berlangsung 42,80 detik; danNa2S2O3 0,1 N berlangsung 37 detik. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi pereaksi yang besar yang mempercepat laju reaksi.
2. Reaksi berlangsung sangat cepat pada suhu 100oC (suhu tertinggi), dan reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (yang paling rendah).
3. Orde
reaksi oksalat adalah tingkat orde reaksi 3, dan orde reaksi
permanganat adalah tingkat orde reaksi 1. Maka didapatkan orde reaksi
totalnya, yaitu (3+1) = 4.