Analisa Kation Dalam Kimia Analisis - Langkah dalam analisis kation secara umum dapat dikategorikan dalam 3 tahapan sbb :
Tahap pertama : Pemisahan Kation-kation ke dalam golongan
- Kation tiap golongan diendapkan sebagai senyawa dengan pereaksi pengendap golongan tertentu.
- Endapan yang dihasilkan mengandung kation-kation dalam satu golongan.
- Pemisahan endapan dan larutan teknik sentrifugasi dekantasi.
- Pereaksi pengendap golongan berikutnyaditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
Tahap kedua : Pemisahan Kation-kation dari tiap golongan
Serangkaian reaksi memisahkan satu kation dalam satu kelompok dari kation lainnya.
- Reaksi yang dipilih keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat- sifat kimia. Tahap ketiga : Identifikasi tiap Kation
- Keberadaan suatu kation diidentifikasi satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Kation Golongan I : Hg2 2+, Ag+, Pb 2+
Kation
golongan I terdiri atas tiga logam yang garam kloridanya tidak larut
dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan
ini adalah asam klorida (HCl) sehingga golongan I kadang-kadang disebut
golongan asam klorida/ golongan klorida/ atau golongan perak. Dalam
suasana asam,klorida kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam
klorida berlebih untuk pengendap kation gologan I memiliki dua
keuntungan:
(1) memperoleh endapan klorida golongan I semaksimal mungkin
(2) menghinadri terbetuknya endapan BiOCl dan SbOCl
Kation
Golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+,As3+, Bi3+). Sulfida
dari golongan II merupakan endapan yang dihasilkan dari penambahan
hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 – 0,30 M) kedalam
larutan sampel. Golongan II sering disebut hidrogen sulifida atau
golongan tembaga-timah.
Sulfida
golongan II memiliki nilai Ksp yang sangat kecil, oleh sebab itu
konsentrasi ion sulfida herus dijaga relatif rendah, agar menghindarkan
pengendapan dari sulfida-sulfida yang diharapkan tetap larut (golongan
III atau IV). Konsentrasi ion sulfida diatur hanya sampai mampu
mengedapkan SnS2. Konsentrasi ion sulfida dapat dikontrol dengan
pengaturan konsentrasi H+.
Kelompok
besar ini kemudian dipisahkan kelarutan sulfidanya. Sulfida amfoter
dari stibium dan timah larut dalam larutan basa yang mengandung sulfida
dan amoniak, tetapi sulfida raksa(II), timbal(II) dam tembaga(II) dalam
suasana basa yang mengandung amoniak.. Sulfida timbal (II) dan tembaga
(II) larut apabila konsentrasi ion melalui sulfida diturunkan melalui
prosos oksidasi diubah menjadi unsur belerang dengan menggunakan asam
nitrat.
Kation Golongan III (Zn2+ Mn2+, Fe2+ atau Fe3+,Co 2+, Ni 2+, Al3+ ,Cr3+)
Ion‑Ion
dari kation golongan III semuanya diendapkan oleh hydrogen sulfida
dalam buffer amoniak ‑ amonium klorida. Golongan ini gol. hidrogen
sulfida basa atau golongan aluminium‑besi. Sulfida yang tak dapat
diendapkan pada golongan II akan terlihat pada golongan III. Sulfida
golongan III memiliki Ksp lebih besar dibandingkan golongan II
sehingga dibutuhkan konsentrasi S2- > yang dipenuhi oleh larutan
hidrogen sulfida dalam suasana basa (pH = 9).
Aluminium
(III) dan krom (III) bentuk hidroksidanya sangat sedikit kelarutannya
konsentrasi ion hidroksida dari larutan amonia lebih dari cukup
untuk mengendapkan secara sempurna kedua kation ini
Kecuali
Al 3+dan Zn 2+ yang subkulit d-nya terisi penuh unsur‑unsur lainnya
memiliki subkulit d yang belum terisi penuh oleh elektron memiliki
tingkat oksidasi yang bervariasi. Terbentuknya warna‑warna yang spesifik
dari ion golongan III terutama ion kompleksnya, sehingga pengamatan
warna sebagai deteksi awal dari keberadaan ion golongan III dalam
larutan.
Kation Golongan IV (Ca2+dan Ba 2+)
Kalsium
dan barium terletak dalam satu golongan memiliki sifat-sifat kimia
yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan. Klorida, sulfida dan
hidroksida dari barium dan kalsium bersifat larut kedua kationnya
dapat dipisahkan dengan golongan sebelumnya. Kedua ion dapat diendapkan
sebagai karbonat dalam suasana buffer amonium klorida ‑ amoniak.
Ion
kalsium dan barium hanya ditemukan dalam muatan 2+, yang keduanya
berikatan secara lonik dengan anion. Kedua kation tidak berwarna dan
menghasilkan endapan putlh dari garamnya. Garamnya yang larut dalam air
mencakup asetat, bromida, klorida, lodida, nitrat, dan
perklorat. Senyawa yang sulit larut meliputi karbonat, fluorida, oksalat
dan sulfat
Konsentrasi kesetimbangan dari Ca dan Ba dalam larutan jenuh menurun menurut urutan:
CaCrO4
> Ca(OH)2(s) > CaS04(s) > CaF2(s) > CaC03(s) > CaC2O4(s)
> Ba(OH)2(s) > BaF2(s) > BaC2O4(s) > BaCO3(s) > BaSO4(s)
> BaCrO4(s)
Dalam
proses analisis, perbedaan kelarutan di antara kedua kromatnya sangat
berguna barium kromat dapat diendapkan pada saat kalsium kromat tidak
mengendap
Tidak diketahui adanya kompleks kalsium atau barium dalam larutannya
Tes nyala : Ca2+ adalah merah terang, Ba2+ adalah hijau‑kuning.
Analisis Kation Golongan V (Mg 2+ , Na+, K+, NH4+)
Senyawa
kation golongan V memilki derajat kelarutan yang sangat tinggi,
sehingga disebut golongan larut. Untuk identifikasi kation golongan V
tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik. Ion amonium
diidentifikasi dari sampel yang tak diketahui melalui gas yang
dibebaskannya. Untuk kation lainnya tidak ada pereaksi pengendap yang
spesifik. Tambahan identifikasinya dilakukan dengan menggunakan tes
nyala.
1)
Ion Magnesium, Mg2+. Unsur magnesium salah satu anggota golongan
alkali tanah sifat ion Mg2+ tidak berwarna dan memiliki kemiripan
dengan Ca2+ , Ba2+. Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik
dalam air, tetapi hidroksidanya sedikit larut, kecuali adanya ion
amonium dan magnesium karbonat
Garam rangkap magnesium amonium fosfat heksahidrat memiliki kelarutan yang terbatas dalam air.
Dalam larutan jenuh konsentrasi kesetimbangan Mg2+ turun dengan urutan :
MgC2O4 > MgCO3 > MgF2 > MgHPO4 > Mg(OH)2 > MgNH4PO4. 6 H2O
Reaksi
pembeda dari ion Mg2+ adalah pembentukan warna biru dari Mg(OH)2 dengan
p -nitrobenzenacoicum yang dikenal sebagai Magneson atau pereaksi S dan
O (Suitzu dan Okuma).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar