Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+,
Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3
sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar
10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida
danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi
inikesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan
meningkan dan cukup untuk mengendapkan kation golongan III. H2S
dapat juga diganti dengan (NH4)2S.
Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga
dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2.
Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+,
Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat),
Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat
bereaksi dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung
membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan MnS(coklat).
1. Pemisahan Sub golongan Aluminium dan
Nikel
Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter
sehingga larut dengan NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat
amfoter sehingga kation tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari
pemisahan kedua subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan
mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation
tersebut akan terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter
akan larut membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4-
, Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain tidak
larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2
yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua
zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi
Fe2+, tetapi MnO2 lambat larut. Hidrogen peroksida
ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini dengan caramereduksinya
menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung:
2. Identifikasi besi
Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
Membentuk
endapan biru Prussian
4Fe3+
+ 3Fe(CN)64- → Fe4[Fe(CN)6]3
b. Kalium tiosianat, KSCN
Larutan
berwarna merah
Fe3+
+ SCN- → Fe(SCN)63-
c.
dengan larutan natrium hidroksida
terbentuk endapan putih bila tidak terdapat udara sama sekali. Bila terkena
udar akan teroksidasi menjadi besi (III) hidroksida yang berupa endapan coklat
kemerahan.
Fe2+ +
2OH- → Fe(OH)2↓
4Fe(OH)2↓
+ 2H2O + O2→ 4Fe(OH)3↓
4Fe(OH)3↓
+ H2O2 → 2Fe(OH)3↓
d.
Dengan larutan amonia terjadi
pengendapan besi (II) hidroksida.
Fe2+ +
2OH- → Fe(OH)2↓
e.
Dengan hidrogen sulfida tidak
terjadi pengendapan dalam larutan asam.
f.Dengan larutan
amonium sulfida terbentuk endapan hitam besi (II)
sulfida yang larut dengan mudah dalam larutan asam.
Fe2++
S2- → FeS↓
FeS↓+ 2H+
→ Fe2+ +H2S ↑
FeS↓+ 9O2
→ 2Fe2O(SO4)2↑
g.
Dengan larutan kalium sianida terbentuk
endapan coklat kekuningan yang larut dalam reagensia berlebihan.
Fe2++
2CN- → Fe(CN)2↓
Fe(CN)2↓+4CN-
→ Fe(CN)64-
3. Identifikasi Mn
a. Mangan dapat diidentifikasi dengan
mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna
ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+
+ 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+
+ 7H2O
b.
Dengan larutan natrium hidroksida
terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara
menjadi coklat.
Mn2+ +
2OH- → Mn(OH)2↓
c.
Dengan larutan amonia terbentuk
endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara menjadi
coklat
Mn2+ +
2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+
d.
Dengan larutan amonium sulfida terbentuk
endapan merah jambu dari mangan sulfida.
Mn2+ +
S2- → MnS↓
e. Dengan larutan
natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan
amonium fosfat.
Mn2+ +
2NH3 + HPO42- →Mn(NH4) PO4 ↓
4. Pemisahan dan Identifikasi Sub golongan
Al
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan
memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+
_ Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+
_ Cr2O72- + H2O
Jika terdapat kromat warna larutan
berubah menjadi jingga dengan terbentuknya dikromat. Penambahan amonium
hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan putih yang menunjukkan adanya
Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-.Identifikasi
Cr dapat dilakukan dengan BaCl2 memberikan endapan kuning barium
kromat.
CrO42- + Ba2+→
BaCrO4
5. Identifikasi
Kromium (Cr3+)
a. Dengan larutan
amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu
biru seperti gelatin dari kromium hidroksida yang larut
sedikit dalam reagensia berlebihan.
Cr3+ + 3NH3
+ 3H2O → Cr(OH)3↓ + 3NH4+
Cr(OH)3↓+ 6NH3 →
Cr(NH3)6 3+↓ + 3OH-
b. Dengan larutan
natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
Cr3+ + 3OH-
→ Cr(OH)3↓
c. Dengan larutan
natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
2Cr3+ + 3CO32-+
3H2O → 2Cr(OH)3↓ +3CO2↑
d. Dengan
larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
2Cr3+ + 3S2- +
6H2O → 2Cr(OH)3↓+3H2S↑
e. Dengan larutan natrium asetat
tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
walaupun dengan mendidihkan.
6. Identifikasi
Kobalt (Co2+)
a. Dengan larutan
natrium hidroksida terbentuk endapan biru
Co2+ + OH-
+ NO3- → Co(OH) NO3 ↓
b. Dengan larutan
amonia terjadi endapan biru.
Co2+ + NH3 +
H2O + NO3- → Co(OH) NO3 ↓+ NH4+
c. Dengan larutan
amonium sulfida terbentuk endapan hitam kobalt sulfida
Co2+ + S2- →
CoS↓
d. Dengan
larutan kalium sianida bila ditambahkan perlahan-lahan menghasilkan endapan
coklat kemerahan besi (III) sianida.
Co2++ 2CN-
→ Co(CN)2↓
7. Identifikasi
Nikel (Ni2+)
a. Dengan larutan
natrium hidroksida terbentuk endapan hijau
Ni2+ + 2OH-
→ Ni(OH)2↓
b. Dengan larutan
amonia terjadi endapan hijau
Ni2+ + 2NH3
+ 2H2O → Ni(OH)2↓ + 2NH4+
c. Dengan larutan
amonium sulfida terbentuk endapan hitam nikel sulfida.
Ni2+ + S2- →
NiS↓
d. Dengan larutan
kalium sianida endapan hijau nikel (II) sianida.
Ni2++ 2CN-
→ Ni (CN)2↓
e. Dengan hidrogen
sulfida (gas/ larutan air jenuh) membentuk endapan.
8.
Identifikasi Zink (Zn2+)
a. Dengan larutan
natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin
yang putih. Endapan larut dalam asam.
Zn2+ + 2OH-
→ Zn(OH)2↓
Zn(OH)2↓ + 2H+ →
Zn2++ 2H2O
b. Dengan larutan amonia terbentuk endapan
putih.
Zn2+ + 2NH3
+ 2H2O →Zn(OH)2↓ + 2NH4+
c. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk
endapan putih
Zn2+ + S2- →
MnS↓
d. Dengan larutan dinatrium hidrogen fosfat
terbentuk endapan putih
Zn2+ + HPO42-
→ Zn(PO4)2 ↓ + 2H+
Tidak ada komentar:
Posting Komentar